Inframe: Sesi TalkShow bersama Dr. Ach. Wildan Al Faizi, M.Pd.I.
Bangkalan (STITMUBA) – Program studi PAI dan PGMI Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Miftahul Ulum Bangkalan gelar launching Himpunan Mahasiswa Prodi (Himaprodi) PAI dan PGMI, Sabtu (23/12) bertempat di Ruang Auditorium kampus. Ketua Prodi PAI, Fahad Asyadulloh, M.Pd.I. dan Ketua Prodi PGMI, Raudlatul Jannah, M.Pd. melantik keanggotaan struktural masing-masing Himaprodi. Dalam momen ini, Dr. Wildan Al-Faizi, M.Pd.I., direktur pascasarjana Institut Kariman Wirayudha Sumenep dihadirkan untuk mengisi sesi talk show bertajuk “Digitalisasi Pendidikan di Era 5.0.”
Kemudahan teknologi berkat digitalisasi membawa angin segar bagi seluruh aspek kehidupan, termasuk di dalamnya adalah bidang pendidikan. Bermula dari pandemi Covid-19, kegiatan dan pelayanan pendidikan dengan terpaksa dilakukan secara daring. Selepas pandemi, platform digital masih diadopsi dan telah menciptakan kebiasaan baru (red, new era). Digitalisasi pendidikan memanfaatkan kecanggihan teknologi informatika dan komunikasi (TIK), seperti optimalisasi penggunaan platform dan media digital untuk menunjang sistem pendidikan.
“Pandemi sekitar tahun 2019 lalu ternyata juga ada hikmahnya. Kita jadi kenal dengan aplikasi dan sosmed jarak jauh, seperti zoom dan google meet. Andai kata dulu tidak ada covid, mungkin kita tidak akan tahu aplikasi-aplikasi zoom dan google meet itu. Tapi untuk sekarang, fleksibilitas yang ditawarkan oleh platform-platform digital tampaknya masih dipertimbangkan untuk lebih dimaksimalkan. Mengingat, pendidikan kita saat ini sudah masuk dalam kerungkung zaman modern,” terang Dr. Wildan Al-Faizi, M.Pd.I.
Banyak manfaat yang dirasakan dengan kehadiran digitalisasi pendidikan ini, misalnya, askes pendidikan semakin merata, pembelajaran lebih fleksibel, memperkaya pengalaman belajar, mengurangi biaya pendidikan dan lain sebagainya. Selain membagikan tips-tips memaksimalkan teknologi dalam mengembangkan dunia pendidikan, Al-Faizi juga mengingatkan kepada mahasiswa peserta talk show untuk tidak menjadi bagian generasi yang anti perkembangan dan perubahan.
“Closing stetement saya, jangan pernah terlarut dengan pemikiran-pemikiran kolot, jangan mau menjadi bagian anak-anak muda yang pesimis dan malas berkembang. Manfaatkan sebaik mungkin teknologi-teknologi canggih yang ada di depan mata. Jika tidak, bersiaplah jenengan-jenengan ini akan ditelan zaman,” pungkasnya.
[Tabik]
Pewarta: Tim Jurnalis STITMUBA